Konferensi Hadis Nasional PERSIS 2025 Dorong Popularisasi Ilmu Hadis dan Pemanfaatan Teknologi AI

oleh Henri Lukmanul Hakim

09 November 2025 | 09:39

Konferensi Hadis Nasional PERSIS 2025 Dorong Popularisasi Ilmu Hadis dan Pemanfaatan Teknologi AI

Konferensi Hadis Nasional PERSIS 2025 Dorong Popularisasi Ilmu Hadis dan Pemanfaatan Teknologi AI


Jakarta, persis.or.id - Instruktur sekaligus pemateri pada Konferensi Hadis Persatuan Islam (PERSIS) 2025, Ustaz Ginanjar Nugraha, menegaskan, penyelenggaraan konferensi ini bertujuan untuk menghidupkan kembali semangat kajian ilmu hadis di Indonesia, sekaligus memaksimalkan pemanfaatan teknologi modern dalam penelitian hadis.


Menurut Ustaz Ginanjar, perkembangan ilmu hadis di Indonesia masih tertinggal dibandingkan dengan bidang-bidang keislaman lainnya seperti fikih atau ushul fikih. Oleh karena itu, konferensi ini hadir sebagai upaya untuk mempopulerkan dan memasyarakatkan ilmu hadis, agar tidak lagi dianggap sebagai disiplin ilmu yang sulit dan eksklusif.


“Kami berusaha mengenalkan kembali ilmu hadis ini, agar dipahami bukan sebagai ilmu menara gading. Ilmu ini sangat mungkin untuk dipahami dan dipelajari oleh masyarakat luas, dimulai dari para ustaz hingga ke masyarakat umum,” ujarnya usai memberikan materi Konfrensi Hadis 2025 PERSIS di Gedung Badan Penjamin Mutu Pendidikan, Jakarta, Sabtu (8/11/2025).


Selain memperkuat keilmuan, kata Ustaz Ginanjar, konferensi ini juga berfokus pada pemanfaatan teknologi dan kecerdasan buatan (AI) dalam penelitian hadis. Menurutnya, teknologi dapat menjadi alat bantu yang efektif untuk mempercepat proses penelitian, pemetaan data, hingga analisis hadis, selama digunakan oleh peneliti yang memahami konteks keilmuan.


“AI dan teknologi hanyalah alat bantu. Kuncinya tetap ada pada otak manusia, pada human intelligence. Kalau yang menggunakan tidak memahami ilmunya, justru bisa menyesatkan,” tegasnya.


Lebih lanjut, Ustaz Ginanjar menjelaskan, peserta konferensi diwajibkan memiliki kemampuan membaca kitab, memahami ilmu hadis, serta mengoperasikan perangkat lunak penelitian. Tujuannya, agar lahir lebih banyak praktisi dan peneliti hadis yang benar-benar terampil, bukan sekadar teoritikus.


Konferensi ini, tambahnya, juga diharapkan menjadi pemicu kegiatan serupa lintas ormas, karena kebutuhan terhadap kajian hadis bersifat universal.


Ia juga menyampaikan harapan agar kegiatan ini dapat dilaksanakan secara berkelanjutan dan dikembangkan menjadi agenda akademik tahunan berskala internasional, sebagaimana disampaikan Wakil Ketua Umum PP PERSIS, Prof. Atip Latipulhayat ketika membuka konfrensi ini.


“Ini merupakan kegiatan nasional pertama yang fokus pada ilmu hadis. Mudah-mudahan bisa menjadi inspirasi bagi lembaga dan ormas lain, serta dapat dilaksanakan secara rutin tiap tahun,” pungkasnya.


Sebagai tindak lanjut, PERSIS berencana menyelenggarakan tiga gelombang dauroh atau pelatihan, yakni Dauroh Hadis, Dauroh Ushul Fiqh, dan Dauroh Ushul Fiqh PERSIS, yang akan diadakan secara berkesinambungan setiap empat bulan.

BACA JUGA:

Dari Maluku ke Jakarta, Ichwan Mustaqim Hadiri Konferensi Hadis PERSIS 2025