Kapal Kecil, Misi Besar: Kampanye Kemanusiaan Lewat Laut
Menanggapi pertanyaan publik mengenai ukuran kapal yang relatif kecil, UBN menekankan bahwa tujuan utama Sumud Flotilla bukanlah mengangkut bantuan dalam jumlah besar, melainkan mengampanyekan akses kemanusiaan ke Gaza.
"Target kita sebenarnya ada di kampanyenya, bukan seberapa besar muatannya. Kapal ini adalah simbol untuk menembus blokade dan membuka jalur kemanusiaan," jelas UBN.
Masing-masing kapal hanya mengangkut maksimal 30 orang dengan logistik terbatas. Sebagian besar kapal yang digunakan adalah kapal bekas.
Kapal tersebut dibeli dengan harga sekitar USD 100.000 (sekitar Rp1,6 miliar), termasuk biaya nahkoda dan perlengkapan bantuan.
Diserang Sejak Awal, Relawan Indonesia Tetap Siaga
Sejak keberangkatan dari Barcelona, armada Sumud Flotilla sudah menghadapi berbagai ancaman. Di antaranya serangan drone yang diluncurkan dari pangkalan militer Amerika Serikat di Sicilia, yang menyasar kapal-kapal yang bersandar di pelabuhan.
“Masuk perairan Tunisia dihajar, besoknya di Qatar dihajar, lusa saat bersandar, dihajar lagi lewat drone,” kata UBN berdasarkan laporan yang diterima dari Tunisia.
Namun, kondisi ini tidak membuat para relawan Indonesia mundur. Dari 30 orang relawan yang disiapkan, sebanyak 23 orang masih bersiaga di Tunisia untuk menunggu kesempatan bergabung dengan armada.
“Kami standby. Kalau memang ada kapal pengganti, kami siap berangkat, meskipun banyak kapal yang sudah rusak. Kami tahu kemungkinan kecil, tapi kami tetap berharap,” ujarnya.
Di sisi lain, UBN mengapresiasi langkah awal pemerintah Indonesia melalui Kementerian Luar Negeri yang telah menghubungi sejumlah kedutaan besar di negara-negara yang dilewati kru Sumud Flotilla.
Ia juga menyebut bahwa Indonesia sudah mengirim kapal rumah sakit yang sebelumnya merupakan kapal perang, dan kini telah dicat putih dan membawa bantuan ke Mesir.
“Indonesia sudah lebih dulu maju. Tapi kami berharap Presiden juga bisa bersuara untuk mengawal misi ini, walaupun kami mengerti beliau baru kembali dari PBB dengan beban kerja yang besar,” tutup UBN.
[]
BACA JUGA:Tegas! PERSIS Tolak Relokasi Warga Gaza ke Indonesia
